Sunday, April 10, 2011

Plus Minus Masyarakat Korea



Bagi yang sering nonton film Korea pasti udah nggak aneh lagi lah sama yang ini. di film2 Korea kan sering tuh diliatinan beberapa kebiasaan masyarakatnya. Ada beberapa yang menarik perhatian,diantaranya:

* Mereka itu kalo lagi kesakitan atau kesemutan demen banget jilat jari terus disentuhin ke hidung (supaya apa tuh??? apa kalo gt bisa ilangin kesemutan??)

* Kebiasaan gendong orang mabuk (disana ga ada bajaj kali ya. jadi ya di gendong, naik taxi kan mahal :) ) banyakan sih mereka naik bus, tapi bus kan ga berhenti pas di depan rumah. ya harus jalan, jadi orang mabuknya di gendong, kalo cari taxi juga kan ga bisa nyetop sembarangan kayak di Indonesia …)

Untung Ada Presiden Sjafruddin


Sulit dibayangkan jika Sjafruddin Prawiranegara tidak berinisiatif mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), saat agresi militer Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta 19 Desember 1948 yang menyebabkan pemerintahan Indonesia nyaris tidak berfungsi.

Dalam kondisi tegang dan mencekam tersebut, Presiden Soekarno dan Wakil Presiden M Hatta yang ditangkap Belanda, melakukan rapat kilat memutuskan mengirim kawat kepada Sjafruddin Prawiranegara berisi mandat membentuk Pemerintahan Republik Darurat di Sumatra.

Sjafruddin yang sejak minggu ketiga November 1948 berada di Sumatra bersama Komisaris Pemerintah Pusat Untuk Sumatra Mr. TM Hasan kemudian bersepakat membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada 22 Desember 1948, di Halaban, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat.

Saturday, April 9, 2011

TUHAN, BERI AKU WAKTU SATU JAM SAJA...

Los Felidas adalah nama sebuah jalan di ibu kota sebuah Negara di amerika selatan, yang terletak di kawasan terkumuh di seluruh kota. Ada sebuah kisah yang menyebabkan jalan itu sangat dikenal, dimulai dari kisah seorang peng...emis wanita yang juga ibu seorang gadis kecil, tidak seorangpun yang tahu nama aslinya, tapi beberapa orang tahu sedikit masa lalunya, yaitu bahwa ia bukan penduduk asli di situ, melainkan dibawa oleh suaminya dari kampung halamannya.

Seperti kebanyakan kota besar di dunia ini, kehidupan masyarakat kota terlalu berat, dan belum setahun mereka di kota itu mereka kehabisan seluruh uangnya. Pada suatu pagi, mereka sadar bahwa mereka tidak tahu di mana mereka tidur malam nanti dan tidak sepeser pun uang ada di kantong. Padahal, mereka sedang menggendong bayi mereka yang ber umur 1 tahun. Dalam keadaan panik dan putus asa, mereka berjalan dari satu jalan ke jalan lainnya dan akhirnya tiba di sebuah jalan sepi di mana puing-puing sebuah toko seperti memberi mereka sedikit tempat untuk berteduh.
Saat itu angin desember bertiup kencang, membawa titik-titik air yang dingin, ketika mereka beristirahat di bawah atap toko itu, sang suami berkata, “saya Harus meninggalkan kalian sekarang. Saya harus mendapatkan pekerjaan, apa pun, kalau tidak malam nanti kita akan tidur di sini.”